VIVAnews – Anda penggila sushi dan sashimi? Makanan asal Jepang yang banyak menggunakan bahan seafood mentah ini sudah mendunia dan memiliki penggemar fanatik. Meskipun mentah sushi memiliki rasa unik yang eksotis.
Tapi perdebatan tentang sehat atau tidaknya sushi masih sering terjadi. Para penggemar sushi sangat yakin sushi sehat karena kandungan protein dan asam lemak omega 3 yang sangat tinggi.
Sebaliknya, sushi juga dianggap kurang sehat karena menggunakan ikan mentah. Padahal, ikan mentah berisiko mengandung bakteri yang sangat tinggi.
Kontroversi itu terbantahkan dengan cara pengolahan sushi yang benar. Di Jepang, hanya chef khusus bersertifikat yang bisa mengolah sushi dan sashimi.
Agar Anda merasa aman saat menyantap sushi favorit Anda, sebaiknya ketahui fakta-fakta berikut ini.
Kandungan merkuri tinggi
Beberapa jenis ikan, termasuk salmon dan tuna yang banyak dipakai untuk bahan sushi, memiliki kandungan merkuri yang tinggi. Jadi sebaiknya jangan makan terlalu banyak ikan-ikan tersebut. Anjuran konsumsi ikan laut sebaiknya tidak lebih dari 150 gram per minggu.
Selain kandungan merkuri yang tinggi, ikan-ikan tersebut juga berlemak tinggi. Ikan berlemak tinggi hanya dianjurkan diasup maksimal 600 gram per minggu.
Untuk sementara, jangan terlalu bernafsu memesan salmon sashimi. Pilih salmon yang sudah diolah dalam bentuk sushi. Atau pilih sushi jenis lain yang juga sehat dan lezat. Misalnya yang menggunakan bahan belut atau tobiko (telur ikan terbang yang berwarna oranye).
Menu diet
Anda yang ingin berdiet bisa menjadikan sushi sebagai salah satu menu. Para ahli kesehatan mengungkapkan, sushi cukup variatif dan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi.
Sushi terdiri atas beberapa aneka bahan makanan yang sehat dan bergizi tinggi. Sushi ukuran sedang mengandung 350 kalori dan kadar lemak rendah, hanya 3,6 gram.
Meskipun demikian, sebaiknya konsumsi sushi diimbangi dengan asupan sayur-sayuran berserat yang biasanya tersedia di kedai sushi, misalnya ganggang laut atau acar sayuran.
Apa yang kurang sehat dalam sushi?
Salah faktor yang dianggap menjadi kelemahan sushi adalah kadar garam. Penggunaan shoyu atau kecap asin sebagai bahan celupan sushi bisa meningkatkan kadar garam di tubuh.
Tapi sebetulnya tidak. Dua hingga tiga sendok makan shoyu diperkirakan mengandung garam 1 gram. Sedangkan asupan garam dalam sehari maksimal 6 gram. Jadi, asalkan tidak dikonsumsi berlebihan, shoyu masih cukup aman.
Apakah sushi bisa membuat gemuk?
Nasi yang dipakai untuk sushi memang mengandung karbohidrat. Tapi pengolahan sushi menggunakan cuka yang menghambat serapan karbohidrat.
Bumbu-bumbu yang dipakai dalam sushi misalnya wasabi dan bubuk cabai yang pedas juga membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Jadi ada keseimbangan saat makan sushi.
Sushi dan sashimi=sehat?
Tidak. Sushi dan sashimi memang memiliki kandungan protein tinggi. Tapi hanya makan sushi saja tidak akan membuat Anda hidup sehat. Anda tetap harus mengonsumsi makanan lain terutama buah-buahan dan sayuran.
unik77
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentarnya yah...
(Kalo belum punya e-mail, pilih: Anonymous)